Jurnal ini mambahas
bagaimana membuat ruangan yang tidak bisa dtembus gelombang elektro magnetik,
yang berfungsi sebagai ruangan untuk percobaan peralatan yang menggunakan
elektro magnetik. Hal ini dibahas dikarenakan di indonesia sangat memerlukan
tempat pengujian gelombang elektromagnetik, tetapi biasanya terkendala oleh
biaya yang relatif mahal. dengan adanya chamber ini, kita dapat membuat tempat
yang aman untuk percobaan peralatan yang menggunakan gelombang elektromagnetik
dengan biaya yang lebih terjangkau.
Sebutan anechoic chamber
berasal dari kata “an-echoic” yang
berarti tanpa gema
atau bebas gema, yakni bermakna
sebuah ruangan yang dirancang khusus untuk menghalangi terjadinya pantulan suara
ataupun gelombang
elektromagnetik. Ruang ini juga terisolasi dari sumber noise dari luar ruangan.
Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh ahli akustik Amerika, Leo Beranek,
yang pada awalnya menggunakan istilah ini dalam hal gelombang bunyi. Namun
selanjutnya istilah ini juga dipakai dalam bidang elektromagnetik.
Ruang pengujian yang
dirancang dalam studi ini terbuat dari bahan shielding berupa pelat Alumunium
dan kerangka besi, serta dilengkapi grounding yang terbuat dari pelat besi.
Dimensinya 3 x 3 x 3 m3, yang
disesuaikan dengan kebutuhan penempatan benda uji. Ruangan ini dimaksudkan
untuk melakukan pengujian dengan medan magnet statis sampai dengan frekuensi 30 MHz.
shielding, dengan tidak
adanya celah atau lubang yang mungkin dapat dilewati gelombang elektromagnetik.
Hal ini dilakukan dengan merapatkan secara sempurna pelat-pelat aluminium ke
kerangka besi, serta menambahkan isolasi aluminium di sepanjang sambungan/
pertemuan dua pelat. Selain itu, resistansi grounding harus memenuhi kriteria
R < 10
ohm. Kabel-kabel sumber daya dan
sumber cahaya yang digunakan di dalam ruangan juga tidak diperkenankan
menimbulkan induksi tambahan.
Pengukuran Efektifitas Shielding Ruang Pengujian
Pengukuran ini dilakukan untuk menguji
seberapa efektif ruang
pengujian dapat meredam medan magnet statis eksternal (yang berasal dari
luar ruangan). Rancangan pengujian dilakukan dengan
peralatan sumber DC
(accumulator
100 Ah), resistor geser, kawat lurus (NYA 1,5 mm2), multitester, dan SPECTRAN NF5035
Pengukuran Induksi Magnetik Kumparan Uji
Medan
magnet dibangkitkan dengan jalan menghubungkan tegangan DC (accumulator 100 Ah)
pada masing-masing kumparan. Rangkaian pengujian untuk setiap kumparan
dirangkai secara seri, yang terdiri dari sumber tegangan, resistor geser,
multimeter digital dan kumparan Helmholtz. Besar arus yang melalui kumparan
diatur dengan menggunakan resistor geser.
Pengukuran
medan magnet dilakukan dengan bantuan SPECTRAN NF 5035, yang mampu mengukur
medan statis dalam semua orientasi sumbu (x, y, z) dengan resolusi 1 nT, dan
dapat menampung hasil pembacaan dalam logger. Pengukuran dilakukan
beberapa jam secara kontinyu pada sore sampai malam hari
(16:15 –
20:15
waktu setempat) untuk menghindari kondisi pembacaan pada
siang hari yang
banyak terpengaruh badai magnetik, serta untuk mendapatkan hasil
pembacaan yang optimum.
Data
diambil dalam selang waktu 1 menit, dengan setting frekuensi tengah = 0,005 Hz,
dalam rentang frekuensi = 0 – 0,010 Hz, menggunakan filter 3 Hz. Tripod standard
digunakan untuk menopang alat ukur dan mendapatkan pembacaan yang stabil. Medan
magnet diukur pada posisi tepat di titik tengah kumparan dalam arah pusat sumbu
kumparan Helmholtz.
Kesimpulan
Ruang
pengujian elektromagnetik berdimensi
3 x
3 x 3 m3 telah
dapat dirancang dengan efektifitas shielding untuk medan
magnet statis mencapai 87,5 %. Sebuah kumparan uji telah dirancang dan dapat
membangkitkan medan magnet statis. Harga medan magnet yang terbangkitkan
masih kecil dan
cukup jauh jika dibandingkan
dengan nilai
teoritis, sehingga perlu
penerapan
faktor
koreksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar